Paradigma Kritis

Sabtu, 24 Oktober 2009

KEKUATAN DIBALIK KELEMAHANPEREMPUAN

PENDAHULUAN

Selama ini, fenomena ketidak adilan atau kelemahan-kelemahan terhadap perempuan kerap kali mewarnai diberbagai sektor; pada sektor public maupun domestic, diruang sosial maupun privat. Pada ruang-ruang itulah perempuan didefinisikan, dihadirkan dan diperlakukan.
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwasanya dokrin yang sudah mengakar dimasyarakat. Pososisi laki-laki dianggap sebagai jenis kelamin utama dan perempuan berada dalam posisi kedua sebagai jenis kelamin kedua (the second sex). Anggapan seperti ini telah lama mengendap dialam bawah sadar manusia dan membentuk etos kerja yang timpang antara kedua jenis hamba Allah tersebut. (Nasarudin Umar, Qur’an untuk perempuan; I)
Guratan sejarah dunia banyak bercerita, bahwa laki-laki begitu mendominasi. Hal tersebut terjadi secara alami karena selama ini laki-laki berperan sebagai pemimpim, pelindung dan pencari nafkah. Bila suatu saat tampuk kepemimpinan jatuh pada perempuan maka akan terjadi kontroversi, namun adapula sejarah yang pernah membuktikan perempuan mampu mengalahkan kekuatan laki-laki. Sebagai contoh Cleopatra dengan rupa yang menawan, perempuan ini mampu menaklukan atau paling tidak menyaingi kepopuleran laki-laki yang menjadi pasangannya yaitu Julius Caesar dan Marcus Antonius.
Selain Cleopatra masih banyak contoh-contoh perempuan Indonesia yang memiliki kiprah atau peranan yang tidak kalah hebatnya dengan laki-laki, antara lain R.A. Kartini, Mega Wati Sukarno Putri dll. Walaupun image mereka lemah namun mereka bisa membuktikan dibalik kelemahan terdapat kekuatan seorang perempuan yang sangat besar dan tidak kalah dengan laki-laki. Maka hal tersebut dapat dibuktikan bila ada kemauan dalam diri kita sendiri.

PEMBAHASAN
I. Pengertian Perempuan.
Sampai saat ini belum ada kesepakatan dalam penggunaan istilah perempuan. Kata perempuan berasal dari empu yang artinya dihargai (jurnal ilmu dan kebuyaan, ulumul Qur’an; 13. Hamka empu dalam empu jari mengandung arti penguat jari, sehingga jari tidak dapat menggenggam erat atau memegang teguh kalau empu jarinya tidak ada. (Hamka, kekuatan perempuan dalam Islam; 82)
Kata perempuan, dianggap berasal dari bahasa sansekerta, dengan dasar kata wan yang berarti nafsu, sehingga kata wanita mempunyai arti yang dinafsui atau merupakan objek seks. Jadi secara simbolik mengubah penggunaan kata wanita
menjadi perempuan adalah mengubah obyek menjadi subyek. (Zaitunah Subhan, Kodrat Perempuan; 2)
Dalam bahasa Inggris wan ditulis dengan kata wanta tau men dalam bahasa Belanda, wun dan schen dalam bahasa Jerman. Kata-kata tersebut memiliki arti like, wish, desire, aim. Kata want dalam bahasa Inggris bentuk lampaunya adalah wanted. Jadi, perempuan adalah who is being wanted (seseorang yang dibutuhkan) yaitu seseorang yang dihasrati atau diinginkan. (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, kamus besar bahasa Indonesia; 448)

II.Asal Kejadian Perempuan Sebagai Manusia
Dalam tradisi Islam diyakini dan dikenal empat macam cara penciptaan manusia, antara lain: (Nurjannah Ismail, perempuan dalam pasung;163)
1)Diciptakan dari tanah (penciptaan Adam) dalam surat: S.father[35];11, S.ash-Shaffat[37];11, dan S.al-Hijr[15];26.
2)Diciptakan dari “tulang rusuk” Adam (penciptaan Hawa) dalam surat: S.an-Nisa’[4];1, S.al-A’raf [7];189 dan S.az-Zumar[39];6.
Bahkan ada pula hadits yang menyatakan bahwa perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki “saling berpesanlah kalian untuk berbuat baik kepada kaum
perempuan, karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk dan bagian tulang yang bengkok adalah bagian paling atas. Maka jika kamu berusaha untuk meluruskannya, maka kamu akan mematahkannya dan bila kamu membiarkan sebagaimana adanya maka iya akan tetap dalam keadaan bengkok. Maka saling berpesanlah kalian untuk
berbuat baik kepada kaum perempuan” (HR. Bukhori dan Muslim) atau perempuan bagaikan tulang rusuk “perempuan bagaikan tulang rusuk, jika kamu berusaha untuk
meluruskannya maka kamu akan mematahkannya. Dan jika kamu ingin mengambil manfaat darinya, maka kamu akan memperoleh manfaat itu, sementara dia masih tetap dalam keadaan bengkok”
Dari hadits-hadits tersebut memang memiliki sanad yang bernilai shahih, namun ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama dan sarjana menyangkut matannya, khususnya matan yang menyatakan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Diantara mereka ada yang menerima dan ada pula yang menolak. Pada kelompok yang menerima, ada dua pendapat yaitu:
Ø Mengartikan secara tekstual, bahkan digunakan untuk menafsirkan QS.an-Nisa [4];1, tentang penciptaan awal manusia, sehingga menurut mereka Hawa diciptakandari tulang rusuk Adam.
Ø Mengartikan hadits tersebut secara metaforis, bahwa kaum laki-laki harusberlaku baik dan bijaksana dalam menghadapi perempuan dalam keadaan apapun.
Sementara kelompok yang menolak hadits tersebut berargumen bahwa hadits tersebut harus ditolak karena isinya tidak sesuai dengan ayat-ayat al-Qur’an.
Hadits-hadits tersebut walaupun sanadnya sahih, tetapi memiliki matan yang berbeda-beda dan sulit untuk ditentukan mana matan yang benar. Namun demikian apabila ditempatkan dalam konteksnya secara tepat dan dipahami secara utuh dari keseluuhan matan yang ada, tidak hany parsial dari kalimat per kalimat atau matan
permatan.Maka hadits-hadits tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan penciptaan
awal perempuan. Hadits-hadits tersebut berisikan pesan nabi kepada kaum laki-laki saat itu untuk berlaku baik kepada istri-istri dan anak-anak perempuan mereka serta
seluruh kaum perempuan yang ada disekitar mereka. Pesan nabi tersebut merupakan salah satu manifestasi dari semangat ajaran Islam yang hendak menempatkan laki-laki dan perempuan secara sejajar dalam berbagai bidang dan kesempatan. (Hamim Ilyas, Perempuan Tertindas? Kajian hadits-hadits; 49-50)
3) Diciptakan melalui seorang ibu dengan proses kehamilan tanpa ayah, baik secara hukum maupun biologis (penciptaan Isa) dalam surat: S.Maryam[19];19-22.
4) Diciptakan melalui kehamilan dengan adanya ayah secara biologis dan hukum atau minimal secara biologis semata (penciptaan manusia selain Adam, Hawa dan Isa) dalam surat: S.al-Mu’minun[23];12-14

III.Fenomena Yang Terjadi Saat Ini.
Dewasa ini banyak fenomena-fenomena ketidak adilan terjadi yang sangat merugikan bagi pihak kaum hawa. Perempuan-perempuan yang terjajah, baik dari segi mental hingga fisik dengan berbagai macam alasan yang terkadang tidak masuk diakal, dari masalah pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, keinginan poligami dan sebagainya, namun acapkali kaum perempuan yang teraniaya tersebut justru lebih memilih untuk diam menerima perlakuan kasar tersebut. Karena pertimbangan mempertahankan rumah tangga dan masa depan anak hasil perkawinannya.
Peristiwa tersebut sering terjadi karena kurangnya ilmu dan keberanian untuk melakukan perlawanan guna membela dan mempertahankan kebebasan dirinya sendiri.
Dari berbagai aspek pun terkadang perempuan Indonesia masih termarjinalkan akibat dokrin yang tebangun di masyarakat. Dalam hal pendidikan, pekerjaan perempuan masih ditempatkan pada posisi nomer dua setelah laki-laki.
Padahal menurut Zainah Anwar, seorang aktivis hak-hak kaum perempuan dari Sister in Islam (SIS), Kualalumpur, Malaysia, pendapat bahwa kaum laki-laki mempunyai mental “rendah diri” menghadapi bangsa barat yang modern dan maju. Adapun srategi atau cara mereka untuk bisa “pe-de” atau yakin diri adalah dengan menunjukan “keperkasaan” mereka kepada kaum perempuan yang sudah lemah dan dianggap lemah selama ini. (ibid, Qur’an untuk perempuan; xiv)

IV.Kelebihan atau Kekuatan yang Dimiliki Perempuan
Allah SWT. menciptakan perempuan dengan berbagai macam keutamaan dan kelebihan, yang tanpa kita sadari kelebihan tersebut mampu menyetarakan kedudukan kita dengan laki-laki, antara lain kelebihan itu:
Ø Allah menciptakan bahu, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, disaat yang sama bahu juga cukup nyaman untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Ø Perempuan memilik kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya. Walaupun sering pula iya menerima cercaan dari ank-anaknya setelah dewasa.
Ø Perempuan memiliki keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat pasangannya telah putus asa.
Ø Perempuan memiliki kesabaran untuk merawat keluarganya, walaupun dalam keadaan lelah tanpa sedikitpun ada keluh kesah dilakukannya dengan ikhlas.
Ø Perempuan memiliki perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anak-anaknya, dalam kondisi dan situasi apapun. Walaupun tak jarang anak-anaknya tersebut melukai perasaan dan hati. Perasaan itu pula yang memberikan kehangatan pada bayi-bayinya yang terkantuk menahan lelah. Sentuhan yang memberikan kenyamanan saat didekap lembut oleh sang ibundanya.
Ø Perempuan memiliki kekuatan untuk membimbing suaminya untuk melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung bagi suaminya saat melalui masa-masa yang tak pernah dibayangkan.
Ø Perempuan memiliki kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah suami yang tidak pernah menyakiti atau melukai istrinya dalam keadaan apapun. Walaupun, sering kali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan kedua belah pihak.
Selain berbagai macam kekuatan yang dimiliki perempuan, perempuan pun memiliki air mata sebagai media untuk mencurahkan perasaannya yang tak tersampaikan oleh rekan hidupnya. Inilah yang khusus Allah SWT. berikan agar dapat digunakan sewaktu-waktu kapanpun dan dimanapun iya berada dan inginkan.
Hanya inilah kelemahan yang dimiliki seorang perempuan walaupun sebenarnya air mata itu adalah air mata kehidupan.

PENUTUP
Pada era yang semakin berkembang dan tradisi-tradsi semakin terkikis perempuan yang dulu selalu teraniaya kini saat untuk bangkit dan mennjukan pada dunia bahwa perempuanpun memiliki kekuatan yang belum tentu dimiliki oleh laki-laki. Hak Asasi Manusia (HAM) dalam berbagai bidang atau aspek bukanlah saatnya lagi adanya diskriminasi bagi hak-hak perempuan yang ingin menunjukan bakat yang mereka pendam sekian lama
Budaya yang membelenggu hak perempuan lambat laun akan runtuh oleh cita-cita R.A. Kartini yang tertuang dalam bukunya “Habis Gelap Terbitlah Terang” tahun 1911, yang diterbitkan tujuh tahun setelah R.A. Kartini wafat. Buku tersebut memuat surat-surat beliau kepada sahabat-sahabatnya, yang berisikan keluh kesah, kejengkelan, harapan, dan cita-cita untuk mengangkat derajat perempuan. Walaupun hanya sebatas keinginan dan harapan serta gagasan, akan tetapi buku ini benar-benar menjadi penerang kaum perempuan di masa ketertindasannya.
Banyak gagasan-gagasan Kartini yang mewarnai perjalanan sejarah peradaban perempuan. Memasuki era pembebasan dari belenggu feodalisme, semangat Kartini mulai menempatkan perempuan sejajar dengan kaum laki-laki yang tidak terbelengu lagi dengan kelemahan-kelemahannya. Perempuan telah memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam menimba ilmu dan beraktivitas diluar rumah.
Menurut R.A. Kartini menyimpulkan bahwa penyebab utama keterbelakangan bangsanya adalah karena tidak adanya kesempatan mendapatkan pendidikan terutama bagi perempuan. (Nusa Indah, kartini edisi april 2006;3)
Namun saat ini kesempatan untuk memperoleh pendidikan serta pekerjaan bukanlah hal yang “tabu” lagi dan perlindungan terhadap perempuan pun kini telah tersusun rapi didalam undang-undang Negara. Tidak perlu lagi adanya rasa takut terhadap sikap-sikap arogan kaum lelaki yag bertindak semaunya tanpa memirkan hak yang dimiliki perempuan dan laki-lak pun sama dimata Allah SWT. karena hanya amal ibadah dan perbuatan sela didunialah yang membedakan perempuan dan laki-laki dimata Allah kelak.

1 komentar:

Su'aidi Hamid mengatakan...

wanita emang tidak layak disepelekan, karena dibalik keberhasilan seorang pri pasti ada wanita yang berada disampingnya, emansipasi wanita emang diperlukan tapi jangan sampai melampaui dari batas-batas norma dan agama

Posting Komentar

About me

Foto saya
Denpasar, Bali, Indonesia
Saya anak yg dilahirkan diDenpasar-Bali, beruntung sy dpt kuliah di luar Bali krn scr otomatis sy dpt lbh byk beradaptasi dgn suasana baru n mengenal lbh byk karakter org sbg proses pendewasaan unk diri sy pribadi.Berpetualang pengalaman baru itu merupakan tantangn menarik bagi sy,Bersyukur sy dilahirkan pd kelg yg demokratis n tdk otoriter dlm menentukan pilihan hidup.
 

PARADIGMA KRITIS Design by Insight © 2009